Materi Kemuhammadiyahan Kelas 5 - HW
MELACAK JEJAK
SEJARAH
Bermula dari perjalanan dakwah yangdilakukan
Kiai Ahmad Dahlan ke Surakarta pada tahun 1920, berdirinya Hizbut Wathan
merupakan inovasi terbuka dan kreatif untuk membina anak- anak muda dalam
keagamaan dan pendidikan mereka. Ketika
melewati alun-alun Mangkunegaran, Kiai Dahlan melihat anak-anak muda berseragam
( para anggota Javaannsche Padvinder Organisatie ), berbaris rapi, dan
metakukan berbagai kegiatan yang menarik. Mereka kelihatan tegap dan disiplin.
Sekembalinya di Yogyakarta, Kiai Dahlan memangit beberapa guru Muhammadiyah
untuk membahas metodologi baru dalam pembinaan anak-anak muda Muhammadiyah,
baik di sekolah-sekolahmaupun di masyarakat umum. Kiai Dahlan mengungkapkan
bahwa alangkah baiknya kalau Muhammadiyah mendirikan padvinder untuk mendidik
anak-anak mudanya agar memiliki badan yang sehat serta jiwa yang luhur untuk
mengabdi kepada Allah.
Metode padvinder diambil sebagai metode
pendidikan anak muda Muhammadiyah di luar sekolah. Hal ini sangat bermanfaat
bagi metode pendidikan dan dakwah yang dilakukan Muhammadiyah, yang semuanya
merupakan tindakan strategis yang sangat erat dengan masa depan Islam,
pembaharuan masyarakat dan bangsa, serta kecepatan penyebaran gagasan-gagasan
pembaharuan dan da'wah Islam.
Gagasan Kiai A. Dahlan tersebut kemudian
dikembangkan lagi, setelah diadakan pembahasan oleh beberapa orang yang
dipelopori oleh Soemodirdjo, dengan mendirikan Padvinder Muhammadiyah yang
terbentuk pada tahun 1921 (Almanak Muhammadiyah, 1924: 49, lihat juga Almanak
1357 H: 226-227) yang diberi nama nama Hizbut Wathan. Namun ada pendapat lain
yang mengemukakan bahwa Hizbut Wathan berdiri pada tahun 1919.
Aktivitas-aktivitas kepanduan di lingkungan
Muhammadiyah segera dimulai. Syarbini, seorang bekas anggota militer Belanda
dan bekas order office, mengadakan latihan berbaris dan berolahraga setiap hari
Ahad sore di halaman Sekolah Muhammadiyah Suronatan. Kian hari kian bertambah
pengikutnya, tidak lagi terbatas pada guru saja, juga banyak para pemuda Kauman
yang ikut berlatih. Yang sangat menarik perhatian masyarakat ialah adanya
barisan Padvinder Muhammadiyah yang tegap, disiplin, dan rapi, yang merupakan
hal yang sangat menarik bagi masyarakat saat itu.
Semboyan Hizbut Wathan pada waktu itu ialah
setia kepada util amri; sungguh berhajat akan menjadi orang utama; tahu akan
sopan santun dan tidak akan membesarkan diri; boleh dipercaya; bermuka manis;
hemat dan cermat; penyayang; suka pada sekalian kerukunan; tangkas, pemberani,
tahan, serta terpercaya; kuat pikiran menerjang segata kebenaran; ringan
menolong dan rajin akan
kewajiban;
menetapi akan undang-undang Hizbul Wathan (Almanak Muham-madiyah, 1924: 50).
Dari semboyan (kewajiban) Hizbut Wathan ini dapat diketahui semangat, cita-cita
dan karakter yangakan itanamkan pada
setiap anggota pandu Hizbut Wathan. Semboyan itu kemudian menjadi Undang-
Undang Hizbul Wathan, dan selalu diucapkan pada setiap latihan dan upacara,
sehingga meresap dalam kesadaran setiap
anggota Hizbut Wathan, yang pada akhirnya akan membentuk karakter dan kepribadian setiap anggota pandu Hizbut
Wathan.
Pada
perkembangan selanjutnya, Hizbul Wathan banyak mendapatkan sambutan hangat dari
masyarakat umum dan kepanduan lain. Di Solo, Hizbut Wathan mendapat tanggapan
hangat dari Javaannsche Padvinder Organisatie. H izbut Wathan juga banyak
terlibat dalam berbagai aktivitas di masyarakat umum, sehingga Hizbut Wathan
akhirnya cepat dikenal di tengah masyarakat.
Dalam
berbagai moment, seperti penghormatan atas pengiringan Sultan Hamengkubuwono
Vll yang pindah dari Keraton ke Amburukmo, Hizbut Wathan banyak mengambil peran
dalam prosesi tersebut. Dalam setiap kongres yang diselenggarakan Muhammadiyah
dan Aisiyah, Hizbut Wathan selalu siap untuk membantu menyelenggarakan, menjaga
keamanan, menyemarakkan dengan barisan tambur dan terompetnya. Demikian pula di
setiap hari besar Islam dan hari besar nasional, Hizbut Wathan selalu tampil
dalam barisan 'elite' yang dengan gagah dan tegap berada di tengah-tengah
barisan organisasi kemasyarakatan yang lain. Juga, tidak jarang Hizbut Wathan
tampil dalam berbagai upacara jumenengan
Sri Sultan Hamengkubuono Vill. Di situ Hizbut Wathan tampil dengan
barisan tambur dan terompetnya yang dipimpin langsung oleh KHA.Dahlan.
Hizbut
Wathan juga sering tampil senciri dengan acara dan kegiatan yang menarik dan
menjadi perhatian masyarakat. Pada giliranya banyak warga masyarakat, khususnya
anak-anak dan generasi mudanya tertarik untuk menjadi anggota Hizbul Wathan. Tidak
sedikit dengan golongan yang dulu tidak senang dengan Muhammadiyah tertari
kepada Hizbut Wathan-nya, bahkan dari kalangan kaum'abangan' pun tidak sedikit
yang memasukan anak-anaknya kedalam pandu Hizbut Wathan.Pesatnya kemajuan
Hizbut Wathan rupanya mendapat perhatian pihak NIPV, yaitu perkumpulan
padvinder Hindia Belanda yang merupakan cabang dari padvinderij di negeri
Belanda (NPV). Pada saat itu, gerakan padvinderij Hindia Belanda (Indonesia)
yang dapat pengakuan internasional adalah yang bergabung dalam NIPV tersebut
yang merupakan perwakilan NPV. Pimpinan NIPV datang ke Yogyakarta untuk
mengajak Hizbut Wathan bergabung ke dalam organisasi NIPV. Usaha-usaha
Comissaris NIPVReneff) tiada hentinya untuk mengajak Hizbut Wathan menjadi
anggota NIPV, sehingga ketika Kongres Muhammadiyah tahun 1926 di Surabaya,
mereka mengambil inisiatif mengikuti Hizbut Wathan dalam Kongres Muhammadiyah
dari awal sampai akhir. Pertemuan dilanjutkan lagi di Yogyakarta oleh wakil
NIPV untuk mengajak Hizbut Wathan masuk kedalam organisasi NIPV, tetapi Hizbul
Wathan tetap ingin mempertahankan kedaulatannya, tidak mau menerima tawaran
dari Reneff (wakil NIPV) tersebut, arena
Hizbul Wathan mempunyai prinsip-prinsip tersendiri.
Kepanduan HW dalam perjalanan sejarahnya telah
menjadi wadah pendidikan bagi generasi muda muhammadiyah yang berhasil,
sekaligus menjadi sarana da'wah yang ampuh. Banyak anak- anak muda yang
tertarik memasuki kepanduan Hizbul Wathan. Mereka merasakan banyak mendapatkan
manfaat dan keuntungan menjadi pandu Hizbul Wathan. Tidak sedikit pemuda-
pemuda anggota pandu Hizbut Wathan menjadi orang yang percaya diri dan memiliki
keperibadian yang baik (memiliki akhlak utama, luhur budi pekertinya, beriman
serta bertaqwa kepada Allah) serta menjadi warga masyarakat yang berguna.
Kepanduan
Hizbut Wathan melahirkan orang- orang yang kemudian tidak hanya menjadi tokoh
Muhammadiyah, tetapi juga menjadi tokoh nasional, seperti Soedirman (Panglima
Besar TNI/Bapak TNI), Soedirman Bojonegoro (Mantan Pangdam Brawijaya), Syarbini
(Mantan Pangdam Diponogoro/Menteri Veteran), M. Amien Rais (Ketua MPR),
Soeharto (mantan Presiden RI II), Daryadmo (Mantan Ketua MPR), Feisal Tanjung
(mantan Menko Polkam), Hari Sabarno (Wakil Ketua MPR), dan lain-lain.
Pertumbuhan
Muhammadiyah di masa awal tidak dapat dilepaskan dari peranan HW yang selalu
menjadi pelopor dalam setiap perintisan berdirinya Cabang dan Ranting
Muhammadiyah. Sebelum Muhammadiyah berdiri di suatu daerah, biasanya lebih
dahulu telah berdiri HW. Oleh karena itu, dari HW ini kemudian lahir pemimpin,
da'i, dan mubaligh yang ulet, percaya diri, dan disiplin, serta mereka menjadi
penggerak Muhammadiyah. Hizbut Wathan diakui sebagai wadah untuk mendidik
generasi muda menjadi generasi muda yang disiplin, jujur, berani,mandiri, dan terampil
dan berjiwa perwira sebagaimana ditanamkan datam kesadaran setiap anggota
Hizbut Wathan metalui perjanjian Hizbul Wathan dan Undang-undang Hizbul Wathan.
Perjalanan
Hizbut Wathan terpotong oleh rasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun
1960 bahwa seluruh organisasi kepanduan harus melebur ke dalam pramuka. Dengan
demikian, perjalanan sejarah pandu Hizbul Wathan menjadi terhenti. Geliat untuk
bangkit kembali muncul setelah datangnya gelombang reformasi, yaitu keinginan
untuk metahirkan kembali gerakan kepanduan Hizbul Wathan. Pada Sidang Tanwir
Muhammadiyah di Bandung pada tahun 2000 akhirnya diputuskan bahwa gerakan
kepanduan Hizbut Wathan dilahirkan kembali sebagai organisasi otonom di
lingkungan Muhammadiyah.
PRINSIP DASAR ORGANISASI
Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi
otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan
kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf
nahi munkar, berakidah Islam dan bersumberkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan.
Pencapaian maksud dan tujuan HW dilakukan
dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1.Melalui
jalur kepanduan ingin meningkatkan pendidikan angkatan muda putra ataupun putri
menurut ajaran Islam.
2.Mendidik
angkatan muda putra dan putri agar menjadi manusia muslim yang berakhlak mulia,
berbudi luhur sehat jasmani dan rohani.
3.Mendidik
angkatan muda putra dan putrid menjadi generasi yang taat beragama,
berorganisasi, cerdas dan trampil.
4.Mendidik
generasi muda putra dan putri gemar beramal, amar makruf nahi munkar dan
berlomba dalam kebajikan.
5.
Meningkatkan dan memajukan pendidikan dan pengajaran, kebudayaan serta
memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran agama Islam.
6.Membentuk
karakter dan kepribadian sehingga diharapkan menjadi kader pimpinan dan
pelangsung amal usaha Muhammadiyah.
7.
Memantapkan persatuan dan kesatuan serta penanaman rasa demokrasi serta ukhuwah
sehingga berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
8.Melaksanakan
kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.
STRUKTUR ORGANISASI HlZBUL WATHAN
Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat
secara berjenjang dari tingkat Kwartir
Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat
adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah
adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota
adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah/kota.
Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).
LAMBANG PANDU HIZBUL WATHAN
Lambang
HW adalah sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya
sebanyak 12 dengan logo HW. Melambangkan bahwa HW sebagai organisasi
otonom Muhammadiyah yang artinya bahwa setiap anggota HW mampu
memancarkan cahaya pribadi pada masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan
kuncup melati melambangkan kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan
kepribadian pemuda Muhammadiyah sebagai pemuda Muhammadiyah.
SEMBOYAN HIZBUL WATHAN
“FASTABIQUL KHAIRAT” artinya berlomba – lomba dalam kebajikan.
STATUS
STATUS
1.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berstatus Organisasi otonom dari
Perserikatan Muhammadiyah (SK PP Muhammadiyah Nomor :
92/SK-PP/VI-B/I.b/1999 tertanggal 10 Sya'ban 1420 H/ 18 Nopember 1999 M)
2.Sebagai organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sah menurut hukum
1. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan Islami
2. Berdisiplin yaitu : berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib
3. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya
4. Berkemampuan untuk bekarya dengan semangat kemandirian, berfikir kreatif, inovaatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi berbagai macam tugas
5. Memiliki integritas tinggi, dan percaya pada diri sendiri
2.Sebagai organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sah menurut hukum
Kepanduan
Hizbul Wathan adalah suatu sistem pendidikan kepanduan dan
pembinaan watak bagi remaja putra dan putri Muhammadiyah di luar
lingkungan keluarga dan diluar lingkungan sekolah
Kepanduan
Hizbul Wathan sebagai lembaga pendidikan luar lingkungan sekolah
dan luar lingkungan keluarga berfungsi sebagai wahana pembinaan dan
pengembangan putra putri Muhammadiyah dengan menerapkan Prinsip
Dasar Kepanduan dalam perwujudan ciri dan Jatidiri Hizbul Wathan, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan dan perkembangan
bangsa serta masyarakat Indonesia
Visi
Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai visi mewujudkan anak, remaja,
pemuda yang berkualitas di lingkungan umat Islam, khususnya warga
Muhammadiyah yang selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai anak didik,
orang tua/keluarga masyarakat
MISI
Misi kepanduan adalah mempersiapkan kader bangsa dan kader Muhammadiyah yang :1. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan Islami
2. Berdisiplin yaitu : berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib
3. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya
4. Berkemampuan untuk bekarya dengan semangat kemandirian, berfikir kreatif, inovaatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi berbagai macam tugas
5. Memiliki integritas tinggi, dan percaya pada diri sendiri
1. Hw member salam dengan tangan kanan. Apabila anggota HW membawa tongkat maka tongkat di pindah ke tangan kiri.
2. Bila
pandu HW sedang membawa barang dengan kedua tangan / sedang mengemudi
maka salam diberikan dengan melihat ke arah yang di hormati dengan
senyum dan anggukan sedikit.
3. Jika bertemu dengan sesama pandu HW dengan cara berjabat tangan dengan mungucap “ assalammualaikum”
4. Salam HW juga diberikan kepada:
a. Teman – teman HW
b. Pemimpin HW
c. Pemimpin Muhammadiyah
d. Pejabat Negara
e. Jenasah
Komentar
Posting Komentar